Sabtu, 15 Desember 2018

MENYIMAK KOMPREHENSIF SEMINAR NASIONAL



SINERGI ANTARA BANGSA INDONESIA DAN BAHASA DAERAH UNTUK MEMBENTUK GENERASI EMAS INDONESIA

Pemakalah Utama:
1.      Prof. Dr. Teguh Supriyanto,M.Hum
2.      Dr. Burhan Eko Purwantu,M.Hum
3.      Prof. Dr. Dadang Sunendar,M.Hum
4.      Dr. Muhammad Rohmadi,M.Hum



SASTRA LOKAL DALAM ERA MILENIAL
Pemateri: Prof. Dr. Teguh Supriyantp,M.Hum


Gejala Era Milenial:
1.      Kesejagatan
2.      Pudarnya batas wilayah
3.      Tergerusnya identitas bangsa

Fenomena dalam Sastra:
1.      Tahun 80 an
2.      Tergugahnya para sastrawan
3.      Munculnya puisi esai
4.      Sastra lokal

Warna lokal yang di munculkan karya sastra:
1.      Unsur setting
2.      Gaya bahasa
3.      Tokoh




SRTUKTUR BAHASA INDONESIA DALAM GAYA BERPIKIR:
KAJIAN BERDASARKAN ANCAMAN RETORIKA TEKSTUAL
Pemateri: Dr. Burhan Eko Purwanto,M.Hum


LANDASAN TEORITIS
A.    Bahasa dan Pikiran
1.      Secara garis besar terdapat dua teori tentang hubungan bahasa dan pikiran, yakni teori instrumentalisma dan teori determinisme.
2.      Teori instrumentalisme memandang bahasa sebagai suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, persepsi, dan perasaan (emosi)
3.      Teori determinisme berpendapat bahwa manusia hanya dapat berpikir, mempersepsi, dan merasakan karena adanya bahasa.
4.      Menurut teori instrumentalisme bahasa adalah suatu alat, sedangkan bagi teori determinisme bahasa adalah syarat untuk berpikir, mempersepsi, dan merasakan.
5.      Teori instrumentalisme tampaknya sangat kuat menguasai pengalaman sehari-hari dalam pemakaian bahasa, dan terasa pula dalam (kebanyakan) praktik pemikiran ilmiah.
6.      Oleh karena itu, teori instrumentalisme dipilih sebagai landasan teoritis dalam kerangka penelitian ini.
7.      Teori instrumentalisme tersebut adalah teori instumentalisme L.Svygotsky dan teori instrumentalisme J.Sbruner.

B.     Struktur Bahasa
1.      Bahasa ini milik manusia yang paling penting membedakannya dari binatang.
2.      Dengan bahasa manusia berkomunikasi, melahirkan perasaan, menyampaikan ilmu dan mengakumulasikannya, mengabdikan ilmu itu, menciptakan keindahan melalui kesusasteraan, menurunkan ilmu, kebudayaan, dan peradaban dari generasi ke generasi.
3.      Menurut fungsinya, bahasa adalah suatu srtuktur yang unik dari bunyi-bunyi ucapan yang dipilih dan disusun secara arbiter untuk dipakai masyarakat sebagai alat berkomunikasi.
  
C.     Gaya Berpikir
1.      Istilah gaya berpikir yang digunakan dalam kajian ini diambil dari istilah cognitive style.
2.      Menurut Guilford, gaya berpikir seseorang pada dasarnya dapat dibedakan atas dua golongan: gaya berpikir konvergen dan gaya berpikir deveregen.
3.      Pask membedakan dua kategori umum kompetensi mental yang terefleksi pada gaya berpikir individu: gaya berpikir serialis dan gaya berpikir holistis.
4.      Lipmam mengajukan konsep tentang higher-order thingking sebagai suatu fungsi dari berpikir kritis dan berpikir kreatif.
5.      Gaya berpikir linear dan gaya berpikir holistis menurut hudson memiliki karakteristik bipolar.
6.      Kebipolaran karakteristik dua gaya berpikir itu tampak dalam ciri masing-masing gaya berpikir.
7.      Gaya berpikir linear memperlihatkan arus ide secara lurus, sistematis, teratur, logis dan satu arah.
8.      Gaya berpikir holistis memperlihatkan arus ide tidak linear, mengacu ke berbagai arah, dan menitik beratkan kepada variabel secara keseluruhan.
9.      Dua gaya berpikir ini diguga terdapat dalam diri seseorang, akan tetapi dengan tingkat kualitas yang berbeda, bergantung pada kualitas keterlibatan fngsi otak belahan kiri atau kanan.

D.    Retorika Tekstual
1.      Retorika tekstual berkaitan dengan bagaimana menyusun teks/wacana dengan menggunakan bahsa.
2.      Retorika tekstual merupakan seperangkat prinsip yang terdiri atas empat prinsip dalam berbahasa:
a.       Usahakan agar teks itu jelas
b.      Usahakan agar teks itu dapat diproses dalam batas waktu kemampuan manusia
c.       Usahakan agar teks itu sungkat dan mudah dipahami
d.      Usahakan agar teks itu ekspresif 
3.      Untuk merangkup prinsip-prinsip Slobin, Leech (1983:96-107)
a.       Prinsip Prosesibilitas
1.      Prinsip ini mengandung pengertian bahwa tekas yang disajikan sedemikian rupa mudah dipahami pesannya bagi pembaca tepat pada waktunya.
2.      Dalam proses memahami pesan, pembaca harus menentukan:
a)      Bagaimana membagi pesan menjadi satuan-satuan,
b)      Bagaimana tingkat membagi-bagi pesan menjadi satuan-satuan, peranan masing-masing satuan, dan
c)      Bagaimana mengurutkan satuan-satuan itu.
b.      Proses Kejelasan
1)      Prinsip ini juga dapat diterapkan pada tataran kode yang berbeda, tetapi secara umum prinsip ini dapat dibagi menjadi dua maksim, yaitu:
a)      Maksim Kejernihan (Transparency Maxim)
b)      Maksim Ketaksaan (Ambiguity Maxim)
2)      Usahakan suatu hubungan yang langsung dan jelas/jernih antara struktur fonologis dengan struktur semantik (yaitu antara pesan dan teks)
3)      Hindarilah tuturan-tuturan yang taksa.
c.       Proses Ekonomi
1)      Prinsip ekonom merupakan prinsip yang sangat berharga , baik bagi penutur maupun penutur.
2)      Bila teks dapat dipersingkat tenpa merusak pesan maka waktu dan tenaga yang diperlukan untuk mengenkode dan mendekode juga dapat dihemat.
3)      Pada tataran fonologi’Prinsip Ekonomi’ menghendaki adanya pelepasan, asimilasi dan proses penyingkatan serta penyederhanaan yang lain.
d.      Prinsip Ekspresivitas
1)      Bila Prinsip Prosesibilitas, Prinsip Kejelasan,  dan Prinsip Ekonomi saja yang berfungsi sebagai faktor-faktor pragmatik yang mengatur bentuk teks, maka bahasa hanyalah merupakan transaksi-transaksi yang efisian tetapi yang tidak menarik.
2)      Dengan ‘Prinsip Ekspresivitas’ ini, tidak hanya efiensi teks yang dapat dipermasalahkan , tetapi juga keefektifan teks dalam arti yang luas dan yang meliputi aspek-aspek ekspresif dan estetis komunkasi.



INOVASI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK MEMBENTUK GENERASI EMAS
Pemateri: Dr. Muhammad Rohmadi,M.Hum

A.    Kondisi Era Digital
1.      Indonesia merupakan negara pengguna internet terbesar diindonesia
2.      Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Pusat Kajian Komunikasi (PUKAKOM) UI menjelaskan total pengguna internet di Indonesia perawal 2015 adalah 88.1 juta orang
3.      Berdasarkan hasil riset WEARESOCIAL.SG pada tahun 2017 tercatat 132 jt pengguna internet berarti naik sekitar 51%
4.      Generasi muda yang mengakses internet sekitar 70jt orang dan rata-rata menghabiskan  waktu sekitar 5jam untuk berselancar dengan internet
5.      Fakta menunjukan generasi anak indonesia yang mengakses situs-situs pornografi mencapai 25ribu anak per hari pada tahun 2017
6.      Perkembangan dunia digital sebagai peluang dan juga tantangan.

B.     Ciri-Ciri Generasi Milenial
1.      Gampang bosan pada barang yang dibeli
2.      No Gadget No Life
3.      Hobi melakukan pembayaran non-cash
4.      Suka yang serba cepat dan instan
5.      Memilih pengalaman daripada aset
6.      Berbeda perilaku dalam grup satu dan yang lain
7.      Jago multitasking
8.      Kritis terhadap fenomena sosial
9.      Dikit-dikit Posting

C.     Sasaran Literasi Digital Di Era Milenial
1.      Gerakan literasi digital di keluarga
2.      Gerakan literasi digital di sekolah
3.      Gerakan literasi digital di kampus
4.      Gerakan literasi di getal di masyarakat