SINERGI ANTARA BANGSA INDONESIA DAN BAHASA DAERAH UNTUK MEMBENTUK
GENERASI EMAS INDONESIA
Pemakalah
Utama:
1.
Prof.
Dr. Teguh Supriyanto,M.Hum
2.
Dr.
Burhan Eko Purwantu,M.Hum
3.
Prof.
Dr. Dadang Sunendar,M.Hum
4.
Dr.
Muhammad Rohmadi,M.Hum
SASTRA LOKAL DALAM ERA MILENIAL
Pemateri: Prof. Dr. Teguh Supriyantp,M.Hum
Gejala Era
Milenial:
1.
Kesejagatan
2.
Pudarnya
batas wilayah
3.
Tergerusnya
identitas bangsa
Fenomena dalam
Sastra:
1.
Tahun
80 an
2.
Tergugahnya
para sastrawan
3.
Munculnya
puisi esai
4.
Sastra
lokal
Warna lokal
yang di munculkan karya sastra:
1.
Unsur
setting
2.
Gaya
bahasa
3.
Tokoh
SRTUKTUR BAHASA INDONESIA DALAM GAYA BERPIKIR:
KAJIAN BERDASARKAN ANCAMAN RETORIKA TEKSTUAL
Pemateri: Dr. Burhan Eko Purwanto,M.Hum
LANDASAN
TEORITIS
A.
Bahasa
dan Pikiran
1.
Secara
garis besar terdapat dua teori tentang hubungan bahasa dan pikiran, yakni teori
instrumentalisma dan teori determinisme.
2.
Teori
instrumentalisme memandang bahasa sebagai suatu alat untuk mengungkapkan
pikiran, persepsi, dan perasaan (emosi)
3.
Teori
determinisme berpendapat bahwa manusia hanya dapat berpikir, mempersepsi, dan
merasakan karena adanya bahasa.
4.
Menurut
teori instrumentalisme bahasa adalah suatu alat, sedangkan bagi teori
determinisme bahasa adalah syarat untuk berpikir, mempersepsi, dan merasakan.
5.
Teori
instrumentalisme tampaknya sangat kuat menguasai pengalaman sehari-hari dalam
pemakaian bahasa, dan terasa pula dalam (kebanyakan) praktik pemikiran ilmiah.
6.
Oleh
karena itu, teori instrumentalisme dipilih sebagai landasan teoritis dalam
kerangka penelitian ini.
7.
Teori
instrumentalisme tersebut adalah teori instumentalisme L.Svygotsky dan teori
instrumentalisme J.Sbruner.
B.
Struktur
Bahasa
1.
Bahasa
ini milik manusia yang paling penting membedakannya dari binatang.
2.
Dengan
bahasa manusia berkomunikasi, melahirkan perasaan, menyampaikan ilmu dan
mengakumulasikannya, mengabdikan ilmu itu, menciptakan keindahan melalui
kesusasteraan, menurunkan ilmu, kebudayaan, dan peradaban dari generasi ke
generasi.
3.
Menurut
fungsinya, bahasa adalah suatu srtuktur yang unik dari bunyi-bunyi ucapan yang
dipilih dan disusun secara arbiter untuk dipakai masyarakat sebagai alat
berkomunikasi.
C.
Gaya
Berpikir
1.
Istilah
gaya berpikir yang digunakan dalam kajian ini diambil dari istilah cognitive
style.
2.
Menurut
Guilford, gaya berpikir seseorang pada dasarnya dapat dibedakan atas dua
golongan: gaya berpikir konvergen dan gaya berpikir deveregen.
3.
Pask
membedakan dua kategori umum kompetensi mental yang terefleksi pada gaya
berpikir individu: gaya berpikir serialis dan gaya berpikir holistis.
4.
Lipmam
mengajukan konsep tentang higher-order thingking sebagai suatu fungsi
dari berpikir kritis dan berpikir kreatif.
5.
Gaya
berpikir linear dan gaya berpikir holistis menurut hudson memiliki
karakteristik bipolar.
6.
Kebipolaran
karakteristik dua gaya berpikir itu tampak dalam ciri masing-masing gaya
berpikir.
7.
Gaya
berpikir linear memperlihatkan arus ide secara lurus, sistematis, teratur,
logis dan satu arah.
8.
Gaya
berpikir holistis memperlihatkan arus ide tidak linear, mengacu ke berbagai
arah, dan menitik beratkan kepada variabel secara keseluruhan.
9.
Dua
gaya berpikir ini diguga terdapat dalam diri seseorang, akan tetapi dengan
tingkat kualitas yang berbeda, bergantung pada kualitas keterlibatan fngsi otak
belahan kiri atau kanan.
D.
Retorika
Tekstual
1.
Retorika
tekstual berkaitan dengan bagaimana menyusun teks/wacana dengan menggunakan
bahsa.
2.
Retorika
tekstual merupakan seperangkat prinsip yang terdiri atas empat prinsip dalam
berbahasa:
a.
Usahakan
agar teks itu jelas
b.
Usahakan
agar teks itu dapat diproses dalam batas waktu kemampuan manusia
c.
Usahakan
agar teks itu sungkat dan mudah dipahami
d.
Usahakan
agar teks itu ekspresif
3.
Untuk
merangkup prinsip-prinsip Slobin, Leech (1983:96-107)
a.
Prinsip
Prosesibilitas
1.
Prinsip
ini mengandung pengertian bahwa tekas yang disajikan sedemikian rupa mudah
dipahami pesannya bagi pembaca tepat pada waktunya.
2.
Dalam
proses memahami pesan, pembaca harus menentukan:
a)
Bagaimana
membagi pesan menjadi satuan-satuan,
b)
Bagaimana
tingkat membagi-bagi pesan menjadi satuan-satuan, peranan masing-masing satuan,
dan
c)
Bagaimana
mengurutkan satuan-satuan itu.
b.
Proses
Kejelasan
1)
Prinsip
ini juga dapat diterapkan pada tataran kode yang berbeda, tetapi secara umum
prinsip ini dapat dibagi menjadi dua maksim, yaitu:
a)
Maksim
Kejernihan (Transparency Maxim)
b)
Maksim
Ketaksaan (Ambiguity Maxim)
2)
Usahakan
suatu hubungan yang langsung dan jelas/jernih antara struktur fonologis dengan
struktur semantik (yaitu antara pesan dan teks)
3)
Hindarilah
tuturan-tuturan yang taksa.
c.
Proses
Ekonomi
1)
Prinsip
ekonom merupakan prinsip yang sangat berharga , baik bagi penutur maupun
penutur.
2)
Bila
teks dapat dipersingkat tenpa merusak pesan maka waktu dan tenaga yang
diperlukan untuk mengenkode dan mendekode juga dapat dihemat.
3)
Pada
tataran fonologi’Prinsip Ekonomi’ menghendaki adanya pelepasan, asimilasi dan
proses penyingkatan serta penyederhanaan yang lain.
d.
Prinsip
Ekspresivitas
1)
Bila
Prinsip Prosesibilitas, Prinsip Kejelasan,
dan Prinsip Ekonomi saja yang berfungsi sebagai faktor-faktor pragmatik
yang mengatur bentuk teks, maka bahasa hanyalah merupakan transaksi-transaksi
yang efisian tetapi yang tidak menarik.
2)
Dengan
‘Prinsip Ekspresivitas’ ini, tidak hanya efiensi teks yang dapat
dipermasalahkan , tetapi juga keefektifan teks dalam arti yang luas dan yang
meliputi aspek-aspek ekspresif dan estetis komunkasi.
INOVASI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK MEMBENTUK
GENERASI EMAS
Pemateri: Dr. Muhammad Rohmadi,M.Hum
A.
Kondisi
Era Digital
1.
Indonesia
merupakan negara pengguna internet terbesar diindonesia
2.
Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Pusat Kajian Komunikasi
(PUKAKOM) UI menjelaskan total pengguna internet di Indonesia perawal 2015
adalah 88.1 juta orang
3.
Berdasarkan
hasil riset WEARESOCIAL.SG pada tahun 2017 tercatat 132 jt pengguna internet
berarti naik sekitar 51%
4.
Generasi
muda yang mengakses internet sekitar 70jt orang dan rata-rata menghabiskan waktu sekitar 5jam untuk berselancar dengan
internet
5.
Fakta
menunjukan generasi anak indonesia yang mengakses situs-situs pornografi mencapai
25ribu anak per hari pada tahun 2017
6.
Perkembangan
dunia digital sebagai peluang dan juga tantangan.
B.
Ciri-Ciri
Generasi Milenial
1.
Gampang
bosan pada barang yang dibeli
2.
No
Gadget No Life
3.
Hobi
melakukan pembayaran non-cash
4.
Suka
yang serba cepat dan instan
5.
Memilih
pengalaman daripada aset
6.
Berbeda
perilaku dalam grup satu dan yang lain
7.
Jago
multitasking
8.
Kritis
terhadap fenomena sosial
9.
Dikit-dikit
Posting
C.
Sasaran
Literasi Digital Di Era Milenial
1.
Gerakan
literasi digital di keluarga
2.
Gerakan
literasi digital di sekolah
3.
Gerakan
literasi digital di kampus
4.
Gerakan
literasi di getal di masyarakat